MAKALAH
BAHASA INDONESIA
MENGENAI PARAGRAF
OLEH
KELOMPOK 5
DOFI
SISVA NOPRIANTY
MELLI
JUNITA
PUTRI
YOLANDA
RIZKA
YOLANDA
DOSEN
PEMBIMBING
UPIT
YULIANTI DN, M.Pd
POLTEKKES
KEMENKES PADANG
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Umumnya kesulitan pertama membuat
karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa
ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat
dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain
yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan yang
membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam
karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu
bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.
Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam
paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang
kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang
dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap
sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau
dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan
wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari
satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi
seseorang mewujudkan sebuah karangan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1. apakah pengertian dari paragraf?
2. apakah syarat dari sebuah paragraf?
3. bagaimana pengklasifikasian paragraf?
4. apakah unsur- unsur dari paragraf?
5. bagaimana struktur dari sebuah paragraf?
1.3 Tujuan
a. Mampu mengetahui penertian,persyaratan paragraf
b.
Mampu menganalisa gagasan dasar dan
gagasan penge’mbangan dala’m sebuah parag
BAB
II
PEMBAHASAN
1.1. Pengertian paragraf
Paragraf juga dikenal dengan istilah alinea
menurut finoza (2009:189) ‘merupakan
suatu bentuk bahasa yang umunya
merupakan gabungan beberapa kalimat. Paragraf adalah satuan bahasa yang digunakan
untuk mengungkapkan sebuah gagasan dala’m bentuk untaian kalimat .dan paragraf ]juga di sebut sebagai untaian
kalimat yang berisi sebuah gagasan dalam karangan. Paragraf yang ideal terdiri
atas sejumlah kalimat, dan kalimat dan paragraf itu saling berhubungan ,antara
yang satu dengan yang lain juga dapat dikatakan menyusun paragraf pada
hakikatnya adalah ‘menyusun sejumlah kalimat
dalam rangka menghubungakan
sejumlah gagasan .paragraf juga sering
disebut karangan mini .
A.Posisi
Paragraf
Sebuah karangan dibangun oleh
beberapa bab. Bab-bab suatu karangan yang mengandung kebulatan ide dibangun
oleh beberapa anak bab. Anak bab dibangun oleh beberapa paragraf. Jadi,
kedudukan paragraf dalam karangan adalah sebagai unsur pembangun anak bab, atau
secara tidak langsung sebagai pembangun karangan itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa
paragraf merupakan satuan terkecil karangan, sebab di bawah paragraf tidak lagi
satuan yang lebih kecil yang mampu mengungkapkan gagasan secura utuh dan
lengkap.
B.Batasan Paragraf
Pengertian paragraf ini ada beberapa
pendapat, antara lain :
1.
Kamus Besar Bahasa Indonesia : paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan
(biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru)
. 2. The Jiang Gie dan A. Didyamartaya :
paragraf ialah satuan pembagian lebih kecil di bawah sesuatu bab dalam buku.
Paragraf biasanya diberi angka Arab.
C. Kegunaan
Paragraf
Paragraf bukan berkaitan dengan segi
keindahan karangan itu, tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa
kegunaan, sebagai berikut:
1. Sebagai
penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraph
2. Alat
untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
3. Penanda
bahwa pikiran baru dimulai,
4. Alat
bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
5. Dalam
rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi,
dan penutup
1.2 Syarat-Syarat Paragraf
1. Kesatuan
Kesatuan paragraf ialah semua
kalimat yang membangun paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau
suatu tema tertenru. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu
memuat satu hal saja.
2. Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah
kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk
suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan timbal balik antar
kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan
sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan
kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran(paralelisme).
3. Kelengkapan
Ialah suatu paragraf yang berisi
kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf
yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang kurang lengkap.
Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan pengulangan-pengulangan
adalah paragraf yang tidak lengkap.
4. Panjang
ParagraF
Panjang paragraf dalam sebagai
tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa jauh/dalamnya suatu Bahasa dan
tingkat pembaca yang menjadi sasaran.
Memperhitungkar, 4 hal :
Penyusunan
kalimat topik,
Penonjolan
kalimat topik dalam paragraf,
Pengembangan
detail-detail penjelas yang tepat, dan
Penggunaan
kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf.
5. Pola
Sususnan Paragraf
Rangkaian pernyataan dalam paragraf
harus disusun menurut pola yang taat asas, pernyataan yang satu disusun oleh
pernyatanyang lain dengan wajar dan bersetalian secara logis. Dengan cara itu
pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf sebagai satu kesatuan
gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan yang sering diterapkan
dalam tulisan ilmiah. antara lain :
(1) pola runtunan waktu,
(2) pola uraian sebab akibat,
(3) pola perbandingan dan pertentangan,
(4) pola analogi,
(5) pola daftar, dan
(6) pola lain.
Ada
tiga teknik pengembangan paragraf :
1. Secara
alami
Pengembangan paragraf secara alami
berdasarkan urutan ruang dan waktu. Urutan ruang merupakan urutan yang akan
membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu ruang. Urutan
waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan tedadinya peristiwa, perbuatan,
atau tindakan.
2. Klimaks
dan Antiklimaks
Pengembangan paragraf teknik ini
berdasarkan posisi tertentu dalam suatu rangkaian berupa posisi yang tertinggi
atau paling menojol. Jika posisi yang tertinggi itu diletakkan pads bagian
akhir disebut klimaks. Sebaliknya, jika penulis mengawali rangkaian dengan
posisi paling menonjol kemudian makin lama makin tidak menonjol disebut
antiklimaks.
3. Umum
Khusus dan Khusus Umum
Dalam bentuk Umum ke Khuss utama
diletakkan di awal paragraf, disebut paragraf deduktif. Dalam bentuk
khusus-umum, gagasan utama diletakkan di akhir paragraf, disebut paragraf
induktif.
1.3 Macam-Macam Paragraf
1. Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan
tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
2. Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran
suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3. Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal
atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal
tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
4. Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi
emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5. Narasi
Karangan ini berisi rangkaian
peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis
ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
Macam-macam paragraf berdasarkan
tujuannya
1. Paragraf
pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki
sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah
yang akan diuraikan.
Contoh paragraf pembuka :
Pemuli baru saja usai. Sebagian orang,
terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan
lancer seperti yang diharapkan. Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para
caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami stress berat
hingga tidak bias tidur dan tidak mau makan.
2. Paragraf
penghubung
Paragraf penghubung berisi inti
masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini
lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf penghubung
bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat
deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun
berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung
pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau
landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan
pendapat pengarang.
3. Paragraf
penutup
Paragraf penutup biasanya berisi
simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai
hal-hal yang dianggap penting.Contoh paragraf penutup :
Demikian proposal yang kami buat.
Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME serta
bermanfaat bagi sesame. Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Macam-macam paragraf berdasarkan
letak kalimat utama
1. Paragraf
deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan
terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum
yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh paragraf deduktif :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam
rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para
peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa
menggunakannya untuk membuka usaha baru.
2. Paragraf
induktif
Paragraf induktif ditandai dengan
terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau
penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh paragraf induktif :
Semua orang menyadari bahwa bahasa
merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan
lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang
bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif dan efisien.
3. Paragraf
campuran
Paragraf campuran ditandai dengan
terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang
terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh paragraf campuran :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia
tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan
apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana
komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban
manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana
komunikasi.
Macam-macam paragraf berdasarkan isi
1. Paragraf
deskripsi
Paragraf deskripsi ditandai dengan
kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan tema paragraf tersirat
dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal,
keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh paragraf deskripsi :
Dari balik tirai hujan sore hari,
pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti perawan mandi basah, segar
penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah
yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batang-batang yang ramping dan
meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang
dan penuh pesona.
2. Paragraf
proses
Paragraf proses ditandai dengan
tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya tersirat dalam
kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian atau proses,
meliputi waktu, ruang, klimaks dan antiklimaks.
3. Paragraf
efektif
Paragraf efektif adalah paragraf
yang memenuhi ciri paragraf yang baik. Paragrafnya terdiri atas satu pikiran
utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat sumbang,
harus ada koherensi antar kalimat.
1.4 Unsur-Unsur Paragraf
Dalam pembuatan suatu paragraf harus
memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat
berfungsi dengan sebagaimana mestinya Topik atau tema atau gagasan utama atau
gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam
pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf
atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak
keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
Kalimat utama atau pikiran utama,
merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf karena kalimat utama
merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu
bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf.
Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi
beberapa jenis yaitu:
Deduktif
: kalimat utama diletakan di awal alinea
Induktif
: kalimat utama diletakan di akhir anilea
Variatif
: kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
Deskriptif/naratif
: kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea
Kalimat penjelas, merupakan kalimat
yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan
kalimat yang berisisi gagasan penjelas. Judul (kepala karangan), untuk membuat
suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu
:
1. Provokatif
(menarik)
2. Berbentuk
frase
3. Relevan
(sesuai dengan isi)
4. Logis
5. Spesifik
Unsur-Unsur Paragraf
Ialah beberapa unsur yang pembangun
paragraf, sehingga paragraf tersebut tersusun secara logis dan sistematis.
Unsur-unsur paragraf itu ada empat macam, yaitu :
(1) transisi,
(2) kalimat topik,
(3) kalimat pengem-bang, dan
(4) kalimat penegas.
Keempat unsur ini tampil secara
bersama-sama atau sebagian, oleh karena itu, suatu paragraf atau topik paragraf
mengandung dua unsur wajib (katimat topik dan kalimat pengembang),
tiga unsur, dan mungkin empat unsur.
1.5 Struktur Paragraf
Mendapatkan banyaknya unsur dan
urutan unsur yang pembangun paragraf, struktur paragraf dapat dikelompokkan
menjadi delapan kemungkinan, yaitu :
1. Paragraf
terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat
penegas.
2. Paragraf
terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan
kalimat penegas.
3. Parazraf
terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat peneges.
4. Paragraf
terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.
5. Paragraf
terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang.
6. Paragraf
terdiri atas kalimat topik dan katimat pengembang.
7. Paragraf
terdiri atas kalimat pengembang dan katimat topik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prinsipnya
cara membuat paragraf adalah dengan menyusun kerangka penulisan sampai
sedetil-detilnya agar memudahkan penjelasan dan menghindarkan dari penjelasan
yang berulang-ulang. Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntut
beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan
kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan
adalah kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosa kata, diksi, dan kalimat.
Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata
paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan
membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik
Daftar Kepustakaan :
Ermanto,dkk. 2012.Bahasa Indonesia. Padang:UNP Press Padang
Yulianti, upit. 2011. Ragangan
perkuliahan.Padang
https://Ejaan Yang Disempurnakan.ac.id
http://guntur66studentsitegunadarma.blogspot.com/2012/12/makalah-bahasa-indonesia-paragraf_28.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar